POPULASI
Dalam statistika, populasi adalah sekumpulan data yang
mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi,
Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua konsep
dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan
sampel, sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan inferensi
(pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal. Sampel dianggap
mewakili populasi. Sampel yang diambil dari populasi satu tidak dapat dipakai
untuk mewakili populasi yang lain.
Suatu sensus dilakukan untuk mendapatkan karakteristik
populasi secara nyata. Karakteristik yang dimiliki oleh populasi dinamakan
parameter. Bagi suatu karakteristik yang dimiliki sampel (disebut statistik),
nilai parameter adalah nilai harapannya (expected value).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Diwaktu
lampau,istilah “populasi” mengandung makna pengamatan yang diperoleh dari penelitian
statistik yang berhubungan dengan orang banyak. Dimasa kini, statistikawan
menggunakan istilah itu bagi sembarang pengamatan yang menarikperhatian kita,
apakah itu sekelompok orang, binatang, atau benda apa saja. Populasi dalam
penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang
ciri-cirinya akan diduga.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur
yang diambil sebagai sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar
semua unsur sampling dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame). Berdasarkan
sifatnya, populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi homogen dan populasi
heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat
yang sama dan tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Sedangkan
populasi heterogen yaitu Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya secara
kualitatif dan kuantitatif.
Banyaknya
pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi.
Misalnya ada 600 siswa disekolah itu yang kita golongkan menurut golongan
darahnya, maka dikatakan kita mempunyai populasi berukuran 600.
Bilangan-bilangan yang dituliskan pada sekuumpulan kartu, tinggi badan penduduk
disuatu tempat, dan panjang ikan disebuah daanau adalah contoh populasi
terhingga. Percobaan pelemparan dadu yang disebutkan tadi termasuk contoh
populasi takhingga.
Menentukan
populasi dibantu oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan,cakupan (scope), dan waktu.
Ada dua
macam jenis populasi :
1) Populasi
Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
2) Populasi
Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
a. Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi
heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
SAMPEL
Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
merukan himpunanbagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi. Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan
peneliti, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan
data, serta penelitian lebih efektif.
Sedangkan sampling adalah suatu
proses memilih sebagian dari unsur populasi yang jumlahnya mencukupi secara
statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta memahami
karakteristik-karakteristiknya (ciri-cirinya) akan diketahui informasi tentang
keadaan populasi.
-Syarat sampel yang baik
a) Akurasi atau ketepatan
yaitu
tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin
sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.
b) Presisi
Kriteria
kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai
rata-rata sampel
-Alasan
menggunakan sampel:
(a)Populasi
demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen
diteliti;
(b)
Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat
peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;
(c) bahkan
kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih
reliabel daripada terhadap populasi–misalnya, karena elemen
sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para
pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (UmaSekaran, 1992);
(d) Jika
elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam
populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas
jeruk dari satu pohon jeruk.
Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan
populasi dan hasil penelitian dapat diterapkan keseluruh populasi. Misalnya
saja, dalam usaha menetukan umur rata-rata suatu lampu pijar tertentu, adalah
tidak mungkin untuk menguji semua lampu pijar kalau kita masih ingin
menjualnya. Biaya yang lebih besar sering menjadi faktor penghalang untuk
mengamati semua anggota populasi. Oleh karena itu, kita terpaksa menggantungkan
pada sebagian anggota populasi untuk membantu kita menarik kesimpulan mengenai
populasi tersebut.
Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki
ciri-ciri dapat memberikan gambaran yang akurat tentang populasi, dapat
menentukan presisi, sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan
keterangan sebanyak mungkin dengan biaya murah.
Jumlah/Besar
sampel perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
a) Derajat
keseragaman (degree of homogenity)
b) Presisi yang
dikehendaki dari penelitian
c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya
dan waktu
e) Besar populasi
Kalau
kita menginginkan kesimpulan dari contoh terhadap populasi menjadi sah, kita
harus mendapatkan contoh yang mewakili. Prosedur pengambilan contoh yang
menghasilkan kesimpulan konsisten yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
mengenai suatu ciri populasi dikatakan berbias.Untuk menghilangkan
kemungkinan bias ini, kita perlu mengambil contoh acak sederhana.
Contoh acak sederhana adalah suatu contoh yang dipilih sedemikian rupa sehingga
setiap himpunan bagian yang berukuran n dari populasi tersebut
mempunyai peluang terpilih yang sama. Untuk populasi terhingga yang kecil,
proses pengambilan contoh acak sederhana relatif mudah; namun dengan semakin
besarnya populasi, proses ini menjadi semakin rumit.
PENGUJIAN
NORMALITAS DATA
TEKNIK
SAMPLING
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah
suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Teknik sampling
merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon
anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat
mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari
aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Untuk menentukan sampel dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.Apabila semua
anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel, maka
proses ini disebutsensus (sampeljenuh). Teknik sampling terbagi
menjadi dua, meliputi : Probability Sampling dan Non-probability Sampling
a. Probability
Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Jenis-jenis
Probability sampling:
a) Simple Random Sampling
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang
ada dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi
dianggap homogen (sejenis).Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan
dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
b) Proportionate
Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional.
Dilakukan ini apabila ada anggota populasi yang tidak sejenis (heterogen). Pengambilan
sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya
setiap strata terwakili sesuai proporsinya.
c) Disproportionate
stratified random sampling
Disproportionate stratified random sampling
ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan
berstrata tetapi ada sebagian data yang kurang proporsional pembagiannya.
Dilakukan ini apabila anggota populasi heterogen. Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi kurang
proporsional, artinya ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil sekali.
d) Area
sampling
Area sampling ialah teknik sampling yang dilakukan
dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah atau daerah geografis yang ada.
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat
luas. Pengambilan sampel didasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnyadari27propinsidiambil10propinsisecararandom/acak.
b. Non
Propability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Jenis-jenis
Non Probability Sampling
a) Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
c) Sampling
insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Teknik ini dibagi dua,
Yaitu:
1. Judgment
Sampling, Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak
yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.
2. Quota Sampling,
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara
kebetulan saja.
e) Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f) Snowball
Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel itu disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang
yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Demikian
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju.Ibarat
bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Syarat:
(1) Ukuran
Populasi (N) diketahui
(2) Pilih
taraf signifikansi α yang diinginkan
Ada tiga
metode praktis, yaitu:
(1)Tabel
Kretjie
(2)Nomogram
Harry King(lihatSugiyono,2007)
(3)Rumus
Slovin
Rumus Slovin
Rumus Slovin
untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N)
pada taraf signifikansi α adalah:
Contoh:
Berapa
ukuran sampel minimum yang harus diambil dari populasi
yang
berukuran
A.
1000 dengan taraf signifikansi α = 0,05
B.
45.250 dengan taraf signifikansi α = 0,01
Jawab
:
UJI
NORMALITAS DATA
Pengujian
normalitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan sebagai
pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik yang memenuhi hakikat
naturalistik. Hakikat naturalistik menganut faham bahwa penomena (gejala) yang
terjadi di alam ini berlangsung secara wajar dan dengan kecenderungan berpola.
Prosedur
pengujian normalitas data :
1.Merumuskan
formula hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
X2 tabel
= X2 1-α ;dk = ?
dk = k – 3
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
3. Menentukan Nilai Uji Statistik
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
3. Menentukan Nilai Uji Statistik
Keterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
4. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
Ho : Data
berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
5.
Memberikan kesimpulan
Contoh :
Hasil
pengumpulan data mahasiswa yang mendapat nilai ujian kalkulus I, yang diambil
secara acak sebanyak 64. Dicatat dalam daftar distribusi frekuensi. Hasilnya
sebagai berikut :
Ujilah
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan a = 0,05 ?
jawab :
1.
Menentukan mean
2.
Menentukan Simpangan baku
3. Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
Catatan :
Tanda ( - ) menunjukkan luas Z pada sisi kiri
Tanda ( + ) menunjukkan luas Z pada sisi kanan
(4) Mencari
luas tiap kelas interval
Yaitu angka
baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga,
dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada
baris berikutnya.
(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 64)
Tabel frekuensi yang diharapkan dan pengamatan
4) Merumuskan formulasi hipotesis
Ho : Data
berdistribusi normal
Ha : Data
tidak berdistribusi normal
5) Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel
α = 0,05
dengan dk = k - 3 = 7 – 3 = 4
x2 tabel
= x21.α;dk = x20,95;4 =
9,49
6)
Menentukan kriteria pengujian
HO ditolak,
jika x2 hitung ≥ x2 tabel
HO diterima,
jika x2 hitung < x2 tabel
7) Mencari
Chi-kuadrat hitung
Kesimpulan
Karena
chi-kuadrat hitung = 3,67 < 9,49 = chi-kuadrat, maka Ho gagal ditolak
Jadi, data
tersebut berdistribusi normal untuk taraf nyata 5%
SKALA
PENGUKURUAN
Ada empat
tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan
ratio,yakni :
1. Skala Nominal
Skala
pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau
kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan
area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka
sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka
statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa
dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklasifikasi
variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol
angka 1 dan wanita angka 2.
2. Skala Ordinal
Skala
pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik
berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini
mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif
tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik
yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.
Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2, 3, 4
dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan
jumlah.
3. Skala Interval
Skala
interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval
benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan
dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk
melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
4. Skala
Ratio
Skala
pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0
(nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat
ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu
dengan lainnya.
ALAT
PENGUMPULAN DATA
Metode yang
digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa sejumlah pernyataan yang
harus dijawab oleh subyek yang menjadi sasaran atau responden penelitian.
Sebagai dasar pertimbangan penelitian ini menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data adalah seperti yang dikemukakan oleh (Hadi, 1997), sebagai
berikut:
- Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
- Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.
- Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.
Selain itu kelebihan angket menurut (Walgito; 1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya yang lain.
adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa sejumlah pernyataan yang
harus dijawab oleh subyek yang menjadi sasaran atau responden penelitian.
Sebagai dasar pertimbangan penelitian ini menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data adalah seperti yang dikemukakan oleh (Hadi, 1997), sebagai
berikut:
- Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
- Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.
- Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.
Selain itu kelebihan angket menurut (Walgito; 1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan angket (Walgito; 1994) adalah seperti;
- Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut,
- Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket sifatnya agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden,
- Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada angket ini
beberapa yang diperhatikan adalah seperti;
1) menyusun
petunjuk-petunjuk untuk mengerjakan angket dengan jelas dan singkat,
(2) menyusun
pertanyaan dengan menggunakan bahasa sederhana, jelas dan tidak
menggunakan arti yang
ambivalen,
ambivalen,
(3) subyek
tidak diwajibkan untuk menuliskan namanya, sehingga subyek tidak perlu khawatir
dan malu bahwa hal-hal yang ada pada dirinya akan
diketahui oleh orang lain.
Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel
diketahui oleh orang lain.
Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel
Dalam setiap
penelitian, tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi permasalahan atau
penyimpangan. Besarnya penyimpangan yang dapat ditoleransi dalam suatu
penelitian, tergantung pada sifat penelitian itu sendiri. Ada penelitian yang
dapat mentolerannsikan penyimpangan yang besar; sebaliknya ada juga penelitian
yang menghendaki penyimpangan yang kecil, sebab penyimpangan yang besar dapat
menimbulkan kesimpulan yang salah.
Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu:
1. Penyimpangan karena Pemakaian
Sampel (Sampling Error)Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu:
Seandainya tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan-satuan ukuran, definisi operasinal variabel, pengolahan data, dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sampel. Mudah dimengerti bahwa semakin besar sampelnyang diambil, semakin kecil pula terjadi penyimpangan. Apabila sampel itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian sampel pasti akan hilang.
2. Penyimpangan Bukan oleh Pemakaian Sampel (Non-Sampling Error)
Jenis penyimpangan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah:
- Penyimpangan karena kesalahan perencanaan. Misalnya karena tidak tepatnya definisi operasional variabel, kriteria satuan-satuan ukuran, dan sebagainya, memberikan peluang penyimpangan atau kesalahan pada hasil penelitian.
- Penyimpangan karena Penggantian Sampel. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan antara sampel yang diteliti dengan sampel yang ditetapkan. Misalnya, seseorang mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel tidak bisa dihubungi pada waktu akan diwawancarai atau diminta untuk mengisi kuesioner, lalu kita menggantinya dengan mahasiswa yang lain.
- Penyimpangan karena salah tafsir dari petugas pengumpulan data maupun responden, yang dapat menyebabkan jawaban yang diperoleh dari responden menyimpang dari yang sebenarnya.
Penyimpangan karena salah tafsir responden. Biasanya disebabkan karena responden sudah lupa akan masalah yang ditanyakan.
- Penyimpangan karena responden sengaja salah dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi jika responden merasa curiga terhadap maksud dan tujuan penelitian, atau mungkin juga responden mempunyai maksud-maksud tertentu secara terselubung. Penyimpangan karena kesalahan pengolahan data, misalnya salah dalam menambahkan, mengalikan, dan sebagainya.
Sementara itu, masalah yang dihadapi dalam Pembuatan Kerangka Sampling, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Blank Foreign Elements
Yakni jika data populasi yang diperoleh dari sesuatu sumber tidak sesuai dengan kenyataannya di lapangan, sehingga terjadi orang yang sudah terpilih sebagai sampel tidak ditemui di lapangan. Hal ini disebabkan mungkin karena pendataannya yang tidak akurat atau datanya sudah kadaluarsa.
-Incomplete Frame
Ketidaklengkapan kerangka sampling terjadi karena ada unsur populasi (orang) yang seharusnya masuk di dalamnya, justeru tidak tercatat.
- Cluster of Elements
Kerangka sampling yang kita miliki tidak selamanya sama dengan yang kita butuhkan. Misalnya, jika kita ingin meneliti pelajar sekolah dasar yang bertempat tinggal di Kota A, kita tidak akan memperoleh daftarnya, yang kita temukan hanyalah daftar nama sekolah dasar yang ada di Kota A.
kecenderungan berpola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar